Rabu, 26 Januari 2011

islam dan kebudayaan


·         Islam dan kebudayaan Islami
agama adalah dua bidang yang dapat dibedakan tetapi tidak dipisahkan. Agama bernilai mutlak, tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat. Sedangkan budaya, sekalipun berdasarkan agama dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Sebagian besar budaya berdasar pada agama & tidak pernah terjadi sebaliknya. Oleh kerena itu, agama adalah kebutuhan primer dan budaya adalah kebutuhan sekunder. Budaya bisa merupakan ekspresi hidup keagamaan.
sedangkan definisi dari kebudayaan Islam kira-kira adalah adalah ”cara berpikir dan cara merasa taqwa yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekumpulan manusia yang membentuk masyarakat/kelompok/organisasi/menyeluruh dan lain-lain.
dan satu lagi Islam menggemarkan pemeluknya pergi meninggalkan kampung dan halaman, berjalan ke negeri lain, memperhubungkan silaturahmi dengan bangsa dan golongan lain, saling bertukar pengetahuan, pemandangan dan perasaan.
sebagai Kesimpulannya ialah sbb:
Pertama, kebudayaan merupakan hasil karya, rasa dan cita-cita manusia. Yang dapat berubah setiap waktu, ruang dan tempat. Dengan adanya budaya, kehidupan manusia menjadi lebih terarah dan mendapat tempat yang semestinya dimata manusia itu sendiri.
Kedua, Islam bukan produk budaya, seperti apa yang sering kita dengar sekarang ini. Namun budaya timbul merupakankan efek dari adanya agama itu sendiri.

etika berbisnis dalam ajaran islam


Seperti kita ketahui pada dasarnya, etika sangatlah berpengaruh terhadap para pelaku bisnis, terutama dalam hal kepribadian, tindakan, dan perilakunya. Jika seorang pengusaha dapat membentuk karakter dirinya sendiri sesuai dengan akhlak yang mulia, maka dia akan berhasil mencapai keuntungan dalam hidup ini, dan dalam kehidupan yang akan datang. Pembentukan etika dan karakter sangatlah memiliki ikatan yang kuat satu sama lain.
Pembentukan pribadi seorang pengusaha
1.      Ketulusan niat dan kemurnian iman
Niat dalam bekerja bagi seorang pengusaha haruslah digunakan untuk mendapatkan dan mengembangkan uang yang halal, yang dapat memberinya makanan dalam menjalankan ibadah kepada Allah.
2.      Akhlak mulia
Seorang pengusaha muslim harus mengamalkan akhlak mulia, seperti jujur, setia, murah hati, cakap, sederhana. Mengamalkan akhlak mulia akan menghasilkan stabilitas dan kepercayaan, membawa kebaikan dan kesejahteraan, menambah keuntungan yang halal dan menambah pahala dari Allah, karena akhlak mulia merupakan suatu bentuk ibadah yang sangat mulia disisi Allah.
3.      Perilaku santun  dalam berhubungan dengan orang lain
Allah menganjurkan kita untuk memperdulikan orang lain dan memperlakukan mereka dengan kebaikan dan penuh perhatian. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah, ayat 83 “Dan berbuat baiklah”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersdabda: “semoga kasih sayang Allah tercurah kepada orang yang berlaku lemah lembut dalam membeli, menjual dan menagihkan uangnya.
sekian , ,
semoga bermanfaat,,  amiinn . . .

metode dakwah dalam islam

Metode Dakwah Dalam Islam

Dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya kehidupan umat Islam, telah diketahui bahwa dakwah mempunyai kedudukan yang amat penting. Dengan dakwah, dapat disampaikan serta dijelaskan mengenai ajaran Islam kepada masyarakat dan umat sehingga mereka dapat mengetahui mana yang benar (haq) dan mana yang salah (batil). Peranan dakwah bukan hanya sebatas agar umat dapat mengetahui dan membedakan tetapi dakwah juga dapat mempengaruhi masyarakat untuk bisa melaksanakan hal-hal yang baik serta dapat menjauhi apa saja yang tidak benar yang terjadi dalam masyarakat. Sekiranya ini dapat diwujudkan dalam masyarakat Islam, sudah tentu hasrat kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat dapat dicapai.

Kesimpulan

Dari uraian di atas, dapat disimpulakan bahawa metode dakwah dilakukan berdasarkan pada obyek mad’u (sasaran dakwah). Jika mad’u itu dari golongan orang yang mengetahui maka perlulah penjelasan yang terperinci dan tegas besertakan dalil yang lengkap. Jika mad’u dari golongan orang yang kurang memahami Islam yang sebenarnya maka barulah digunakan cara yang lembut. Akan tetapi jika mereka itu telah memeluk Islam maka tidak boleh lari dari apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya karena itu adalah tuntutan agama.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu prinsip utama yang fundamental dalam ajaran Islam adalah “lakum dinukum waliyadin” memberikan pilihan kepada setiap umat manusia untuk menentukan urusan agamanya (menjadi muslim atau orang kafir). Namun seseorang dituntut bila menjadi Muslim maka hendaklah bersyukur serta tunduk dan patuh akan ketentuan Allah SWT. Hal ini sebagaimana secara tegas dinyatakan dalam al-Qur’an surah al-Insaan: 3: “Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus, ada yang bersyukur, ada pula yang kafir”.

Bahkan ketika Rasulullah SAW. memiliki keinginan kuat agar setiap orang beriman kepada Allah SWT, menjadi Muslim yang baik, dan bila perlu dengan pemaksaan dan tekanan, maka Allah SWT. langsung mengingatkannya, dengan firman-Nya dalam Surah Yunus: 99-100: “Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang ada di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya? Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.

Juga firman-Nya dalam Qur’an Surah Al Baqarah: 256: “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang teguh kepada tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”

cukup sekian terima kasih . . .

wassalam. . .