Metode Dakwah Dalam Islam
Dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya kehidupan umat Islam, telah diketahui bahwa dakwah mempunyai kedudukan yang amat penting. Dengan dakwah, dapat disampaikan serta dijelaskan mengenai ajaran Islam kepada masyarakat dan umat sehingga mereka dapat mengetahui mana yang benar (haq) dan mana yang salah (batil). Peranan dakwah bukan hanya sebatas agar umat dapat mengetahui dan membedakan tetapi dakwah juga dapat mempengaruhi masyarakat untuk bisa melaksanakan hal-hal yang baik serta dapat menjauhi apa saja yang tidak benar yang terjadi dalam masyarakat. Sekiranya ini dapat diwujudkan dalam masyarakat Islam, sudah tentu hasrat kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat dapat dicapai.
Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulakan bahawa metode dakwah dilakukan berdasarkan pada obyek mad’u (sasaran dakwah). Jika mad’u itu dari golongan orang yang mengetahui maka perlulah penjelasan yang terperinci dan tegas besertakan dalil yang lengkap. Jika mad’u dari golongan orang yang kurang memahami Islam yang sebenarnya maka barulah digunakan cara yang lembut. Akan tetapi jika mereka itu telah memeluk Islam maka tidak boleh lari dari apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya karena itu adalah tuntutan agama.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu prinsip utama yang fundamental dalam ajaran Islam adalah “lakum dinukum waliyadin” memberikan pilihan kepada setiap umat manusia untuk menentukan urusan agamanya (menjadi muslim atau orang kafir). Namun seseorang dituntut bila menjadi Muslim maka hendaklah bersyukur serta tunduk dan patuh akan ketentuan Allah SWT. Hal ini sebagaimana secara tegas dinyatakan dalam al-Qur’an surah al-Insaan: 3: “Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus, ada yang bersyukur, ada pula yang kafir”.
Bahkan ketika Rasulullah SAW. memiliki keinginan kuat agar setiap orang beriman kepada Allah SWT, menjadi Muslim yang baik, dan bila perlu dengan pemaksaan dan tekanan, maka Allah SWT. langsung mengingatkannya, dengan firman-Nya dalam Surah Yunus: 99-100: “Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang ada di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya? Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.
Juga firman-Nya dalam Qur’an Surah Al Baqarah: 256: “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang teguh kepada tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
cukup sekian terima kasih . . .
wassalam. . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar